Ngomong Politk (NGOPI) - Coretanku

Sumber Gambar: Google

Oleh: Guntur Mahesa Purwanto

Ada statement, politik itu kotor, hitam, kaum muslimin jangan bicara politik.

Terus-terus, PKB, PPP, PKS, PAN, dll. Itu apa? bukankah mereka yang disebut sebagai Partai Islam oleh Anda?

Giliran dulu HTI bicara politik seakan-akan dinodai. Mengkritisi kebijakan rezim dan bobroknya sistem Demokrasi dengan kajian keilmuan dan data lengkap lainnya, ditambah lagi bersuaranya para tokoh masyarakat tentang syariah dan khilafah, dll. Eh...tau-taunya ada partai yang dulu pas masa pk. SBY lantang teriak membawa suara rakyat dan sekarang kondisinya berbalik seakan manut akan kebijakan yang ada.

Eh nyatanya dan ternyata yang menelan ludah sendiri itu ya tidak jauh mereka dari yang bernama Cebongers, dkk.

Ngomong politik itu memang kotor! Jika ujung-ujungnya untuk kepentingan suatu kelompok/segelintir golongan saja. Jadi yang saya amati dalam politik Demokrasi yang ada hanya berebut kursi kekuasaan dengan suara untuk membuat terealisasinya kepentingan yang dimiliki golongan, bahkan suara Kyai dengan Preman pun notabenenya sama rata! keduanya hanya fokus pada kuantitas dibanding kualitas.

Ngomong politik itu adalah bagaimana Islam disatukan dari segala perpecahan yang ada ini kemudian menjalankan Undang-Undang alias perintah Allah SWT. yang JELAS-JELAS tertera di kitab suci Al-Qur'an.

Jika ada yang bilang aturan Allah telah diterapkan di negeri ini dengan sistem Demokrasi sekarang, bagaimana implementasi tentang...

Qishash?
Riba?
dll.

Saya ambil dua contoh (silahkan perluas)

Hukuman potong tangan bagi yang mencuri dengan syarat" tertentu, apakah dijalankan? jika iya, apakah menyeluruh semuanya menerapkan? selanjutnya, bukankah itu termasuk dalam persoalan Fikih? lalu, apa gunanya ilmu Ushul Fiqh dan Fiqh jika hanya dipelajari saja dan tidak diterapkan?

Riba, kalau sekarang diistilahkan dengan "Bunga", mungkin biar terlihat anggun, cantik, mempesona, wangi, dll. Padahal, pada hakikatnya bunga disuatu bank misalnya, itulah RIBA!
Kembali lagi, bukankah itu termasuk dalam persoalan Fikih? lalu, apa gunanya ilmu Ushul Fiqh dan Fiqh jika hanya dipelajari saja dan tidak diterapkan?

Bukankah kita ketahui kewajiban shalat, zakat, haji, puasa, dll. Itu semua adalah perintah dari Allah SWT? bukankah kita ketahui bersama bahwa Rasul sebagai perantara diturunkannya perintah-perintah tersebut? Sederhana lagi, bukankah kita ketahui dan LIHAT SENDIRI bahwa hal itu tertera di Al-Qur’an?

Lantas kita harus bagaimana? (SEBUAH PERTANYAAN BESAR)

ConversionConversion EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
-_-
(o)
[-(
:-?
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
$-)
(y)
(f)
x-)
(k)
(h)
(c)
cheer
(li)
(pl)