Technological Determinism Theory


(Sumber Foto: Google)

Oleh: Guntur Mahesa Purwanto

Pernahkah kita sadari bahwa dari abad ke abad, zaman ke zaman, bahkan hari ke hari, teknologi di dunia ini berkembang begitu sangat terasa dalam kehidupan kita bahkan semakin harinya semakin semakin canggih.

Perkembangan teknologi tidak lain dipengaruhi karena adanya kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhannya agar efektif dan efisien. Seperti halnya mengirim pesan. Dahulu, manusia berkomunikasi lewat perantaraan asap, suara-suara, bebatuan, hingga berkembang ke fase tulis-menulis dan pada era milenial ini gawai adalah suatu alat yang sangat kita perlukan dimanapun kita berada untuk berkomunikasi.

McLuhan adalah orang yang pertama kali mengemukakan Technological Determinism Theory pada tahun 1962 untuk menjelaskan keberadaan manusia dan pengaruh teknologi didalam kehidupan. McLuhan dalam teorinya menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi, akan membentuk keberadaan manusia itu sendiri (Nurudin, 2015: 185).

Dalam teorinya, McLuhan membagi manusia kedalam empat periode yang bermula dari era kesukuan yang diikuti era tulisan, mesin cetak, dan berakhir di era media elektronik (Nurudin, 2015: 186).

Pengertian Komunikasi

Sebelum membahas lebih lanjut, pertama-tama kita harus mengetahui pengertian dari komunikasi terlebih dahulu. Istilah komunikasi (communication) berasal dari kata common, yang berarti “sama”, dengan maksud sama makna, sehingga secara sederhana dapat dikatakan komunikasi merupakan proses menyamakan persepsi, pikiran dan rasa antara komunikator dan komunikan[1].

Penjelasan Technological Determinism Theory

Pada era kesukuan, cara berkomunikasi manusia pada mulanya condong lewat pendengaran[2] (audio) sebagai bentuk penerimaan pesannya. Sebagai seorang muslim, kita ketahui bahwa pada zaman Rasulullah SAW. dan para sahabatnya, informasi-informasi berkenaan dengan turunnya wahyu Allah atau Al-Qu’ran, hadits, dan kabar-kabar lainnya. Dilakukan dengan cara komunikasi verbal[3] dan mengandalkan pendengaran sebagai sumber penerimaaan informasi.

Selanjutnya, lambat laun manusia beralih sarana yang mulanya mengandalkan lisan sebagai cara menyampaikan pesan dan pendengaran sebagai sumber penerimaan pesannya, menuju tulisan[4] sebagai cara mereka berkomunikasi. Pada era ini, indra pendengaran dan penglihatan sama-sama sangat penting dalam penyampaian dan penerimaan informasi.

Masa tulisan dalam sejarah perkembangan agama Islam pun bisa dikaitkan dari adanya pembukuan, pengkodifikasian Al-Qur’an dan hadits oleh para sahabat dimasanya. Selain itu, masa ini juga dikenal sebagai lahirnya ilmu dan pengetahuan seperti matematika, filsafat, dan sebagainya[5].

Setelah itu, manusia menemukan mesin cetak sebagai sarana penerimaan informasi berikutnya yang ditemukan oleh Gutenberg sebagai munculnya “era cetak” dan membuat aktivitas manusia tersebar lebih luas[6].

Jika kita bahas tentang kehadiran mesin cetak, koran adalah salah satu sarana komunikasi akibat adanya mesin cetak, begitu pun buku. Jika kita bahas ini lebih dalam lagi, Acta Diurna adalah produk jurnalistik pertama berupa surat edaran yang terbit di Roma kuno (Romawi) pada 59 SM. yang menyajikan peristiwa sosial dan politik[7].

Terakhir, setelah adanya mesin cetak, penerimaan pesan pun berkembang ke telegraf sebagai cikal bakal dari lahirnya media elektronik yang kita kenali seperti: radio dan televisi[8].

Kesimpulan adanya teori yang dikemukakan McLuhan bahwa kehidupan manusia dipengaruhi pula oleh keadaan atau lingkungannya. Teknologi sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan manusia, setiap harinya akan terus berkembang hingga manusia diharuskan untuk mengikuti arus perkembangan tersebut. Karena jika tidak, maka ketertinggalan atau gaptek bisa menyulitkan seseorang saat menjalani kehidupannya.

Dampak Technological Determinism Theory

Patut digaris bawahi bahwa lahirnya teknologi bukan berarti tidak memiliki dampak sama sekali. Terdapat sisi positif dan negatif akibat dari lahirnya kecanggihan teknologi.

  1. Sisi positif, teknologi dapat memudahkan seseorang dalam menyampaikan dan menerima arus informasi serta mudahnya akses dalam mencari informasi tersebut yang tidak lagi terikat oleh waktu dan tenaga.
  2. Sisi negatif, teknologi dapat melahirkan orang-orang individualis karena mereka bisa menjelajahi dunia tanpa harus berinteraksi dengan orang-orang sekitar. Bahkan, belajar pun bisa dilakukan kapanpun dengan cara berinternet. Tidak hanya itu, penulis sering menemukan fakta bahwa manusia-manusia milenial tidak bisa melepaskan gawainya bahkan saat berkumpul reuni atau keluarga sekalipun.

Sumber:

HM., Zaenuddin. 2011. The Journalist. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Mondry, 2016. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mulyana, Deddy. 2014. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.



[1] Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik (Bogor: Ghalia Indonesia), hlm. 1.
[2] Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: RajaGrafindo Persada), hlm. 186.
[3] Cara seseorang berkomunikasi melalui bahasa sebagai instrumen dalam menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), hlm. 261.
[4] Ibid, hal. 186.
[5] Ibid, hal. 186-187.
[6] Ibid, hal. 187.
[7] Zaenuddin HM., The Journalist (Bandung: Simbiosa Rekatama Media).
[8] Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: RajaGrafindo Persada), hlm. 187.

Previous
Next Post »

4 comments

Click here for comments
5 June 2018 at 09:11 ×

Sudah lama tidak baca tulisan ilmiah seperti ini, kayak berasa kuliah lagi. Semangat ya. Tulisannya makin rapi. Btw template blognya juga bagus... semoga ke depan dari blog bisa up ke situs resmi.

Reply
avatar
5 June 2018 at 15:37 ×

Hehe, Aamiin... yang penting kontinyu terlebih dahulu kang.

Reply
avatar
16 January 2019 at 02:23 ×

:o keren kang.. jangan lupa mampir ke blog saya

Reply
avatar
17 January 2019 at 15:40 ×

Boleh, kirim aja dong link webnya :-)

Reply
avatar