[Sumber Foto: Google]
Oleh: Guntur Mahesa Purwanto
Sobat, kalau kita bahas remaja pastinya tidak asing lagi dengan fisik
mereka yang masih kuat dan semangatnya yang masih fresh sehingga sangat produktif
buat ngelakuin berbagai hal. Kalau menurut ahli Psikologi (Hardita,
2015: 6), seseorang dikatakan masih remaja atau tidak bisa dilihat dari konteks
umurnya:
- Remaja Awal : Berusia dari umur 12-15 tahun.
- Remaja Pertengahan : Berusia dari umur 15-18 tahun.
- Remaja Akhir : Berusia dari umur 18-21 tahun.
Kalau kita lihat remaja dari konteks usianya seperti di atas, baik
remaja awal, pertengahan maupun akhir, biasanya diusia itu seseorang sedang rajin-rajinnya
menuntut ilmu alias bersekolah. Makanya jangan heran kalau anak kuliahan juga
masih dibilang remaja, soalnya uang jajan pun masih dikasih dari orang tua. Hehe.
Becanda. Tapi nyata kan?
Usia remaja selain
identik dengan hal-hal kreatifitas, mereka juga sedang sibuk-sibuknya dalam menuntut
ilmu, salah satu alasan mereka menuntut ilmu yaitu agar mereka dapat
mempersiapkan bekal ketika nanti beranjak dewasa. Dengan disekolahkannya mereka
di lembaga pendidikan, entah berbentuk yayasan ataupun negeri, diharapkan
mereka nanti memiliki keterampilan/menguasai suatu bidang tertentu dalam
menghadapi zaman yang tiap menitnya teknologi semakin canggih dan menuntut
mereka untuk berinovasi terutama dalam memajukan suatu negeri.
Namun, remaja yang
seharusnya terbina dan dapat melahirkan karya bahkan selalu menjadi harapan sebuah
negeri di masa depan, kini banyak diantara mereka yang bermasalah dan kerapkali
membuat generasi-generasi sebelumnya kecewa terhadap sikap generasi muda hari
ini. Tawuran pelajar, seks bebas, pesta miras, bullying, dan lain sebagainya.
Itulah kerjaan-kerjaan remaja yang katanya hidup di zaman canggih ini. Sayang
sekali, adanya kecanggihan teknologi, mudahnya arus informasi dan komunikasi
bukan malah membuat remaja-remaja kita ini semakin semangat dalam belajar dan
berkarya untuk mengharumkan nama baik keluarga bahkan negara, yang ada mereka
asik dengan kehidupan mereka yang hedonis dan sekuler.
Memang tidak semua
remaja atau pelajar dicirikan dengan kenakalan atau pelanggaran-pelanggaran
yang dibuatnya, ada juga kok mereka yang berprestasi bahkan patut dijadikan
teladan seperti yang telah dikutip dari brilio.net berikut.
- Juara 3 Olimpiade IPTEK Metrepolises
Indonesia pernah menjadi perwakilan
satu-satunya dari Asia Tenggara yang mengirimkan 8 orang pelajar SMA dalam Tim
yang dinamakan Pelajar DKI dan yang meraih juara 3 dalam ajang The 2nd
International Olympiad of Metropolises di Moscow, Rusia. Olimpiade tersebut
diikuti oleh 36 kota di dunia dari 26 negara seperti Eropa, Asia, Afrika dan
Amerika Latin.
- Juara Lomba Animasi Asiagraph Reallusion 2017
Pada tanggal
23-25 Agustus 2017 di Hall Universitas Seni Nasional Taiwan, Indonesia dengan
tim mahasiswa yang berasal dari Universitas Surya, Tangerang berhasil menyabet
gelar best film dengan karyanya yang berjudul “Sidewalk”. Bukan
hanya itu, tim Unikom Bandung pun turut mendapat penghargaan outstanding
work dari karya animasinya yang berjudul “Under the Moonlight.”
Dalam memenangkan perlombaan ini setidaknya tim dari Indonesia harus menghadapi
19 tim yang bisa dibilang kuat seperti Jepang, Malaysia, Cina, Thailand dan
Taiwan.
- Juara Hydrocontest 2017
Jika tahun 2016
tim Indonesia pernah pulang dengan tangan kosong ketika mengikuti kejuaraan
ini, namun siapa sangka ditahun berikutnya Tim UI yang menjadi perwakilan
negeri bumi Ibu Pertiwi dalam Hydrocontest 2017 berhasil menyabet penghargaan
diantaranya, Best Heavy Mass Transport Innovasion Prize dan juara ke-4
kategori Heavy Weight Boat.
- Juara Ajang World Congress IPSF
Lebih dari 60
negara mengikuti World Conggres International Pharmaceutical
Student’s Federation (IPSF) yang diadakan di Chientan Youth Activity
Centre, Taipei City, Taiwan pada 31 Juli 2017. Dalam event ini Indonesia
patut berbangga karena para utusannya berhasil meraih juara pertama. Indonesia
saat itu menghadirkan mahasiswa asal UGM yaitu Luh Rai Maduretno Asvinigita,
Ris Heikel Najogi Sitinjak dan Shinta Diva Ekanda. Berkat kerja keras mereka
kemudian diraihlah gelar juara pertama educational poster bertema
“Pengembangan Metode Edukasi Tuberkolosis” dan pada kesempatan lain Luh Rai
Maduretno Asvinigita mendapat juara pertama di kompetisi Online
Inter-Regional PCE.
- Juara International Exhibition
Dua siswi SD
asal Jawa Tengah bernama Hanum Dzatirrajwa dan Izza Aulia Putri Purwanto
berhasil mengharumkan nama Indonesia karena keduanya dapat dikatakan sukses
dalam merancang alat permainan ular tangga yang dikhususkan kepada penyandang
tuna netra dalam ajang International Exhibition for Young Inventors di
Nagoya, Jepang pada 27-29 Juli 2017. Hasil jerih payah mereka ini kemudian
berbuah penghargaan dari Tehcnopol Moscow, Rusia dan berhasil membawa pulang
medali perak.
Selain dari contoh-contoh di atas, prestasi lain yang dapat dicontoh
khususnya bagi generasi muda muslim adalah prestasi seorang anak bernama Fajar
Abdurokhim Wahyudiono, walau dirinya memiliki keterbatasan yaitu menderita
penyakit Cerebral Palsy atau Lumpuh Otak yang telah dialaminya sejak lahir,
tapi ia berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an sebanyak 30 juz saat usianya masih
4,5 tahun. Masha allah...
Satu lagi, siapa sih yang nggak kenal sama cowok
guantenggg bernama Fatih Seferagic? Seorang Hafidz Qur’an kelahiran
Jerman pada 1 Maret 1995 ini bisa juga kita jadikan teladan dalam perjalanan
hidup kita. Bahwa ketika dirinya menginjak usia 9 tahun, sosok Fatih sudah
terbimbing dibawah asuhan Syaikh Qari Zahid dan Qari Abid di Islamic of
Baltimore, Maryland. Hasilnya, ketika baru berumur 12 tahun kemudian dirinya dinyatakan
sudah bisa menghafal Al-Qur’an. Mantap!
Kembali ke
permasalahan remaja, seorang teman pernah mengeluh kepada penulis bahwa dirinya
seringkali menjumpai kawanan pelajar yang saling serang satu sama lain
bersenjatakan sabuk, gear, batu dan kayu balok disetiap Hari Jum’at disuatu
kota di Jawa Barat. Karena rasa penasarannya yang begitu dalam terhadap
aktivitas tawuran antar pelajar yang terjadi di kotanya, kemudian dirinya
berinisiatif untuk mencari tahu apa yang menyebabkan mereka bisa seperti
itu. Telusur demi telusur, setelah
melakukan wawancara kepada seorang pelajar yang pernah terlibat tawuran, dijawabnya
oleh si pelaku tawuran tersebut bahwa aktivitas itu baginya adalah usaha dalam menunjukkan
jatidiri atau mengasah kejantanan pria. Baginya kalau ia belum ikut tawuran
berarti belum bisa dikategorikan jantan alias banci.
Sama halnya
seperti pengamatan yang pernah penulis lakukan saat masih menyandang status
sebagai pelajar SMA, bahwa kasus remaja terjadi seringkali dikaitkan dengan
jatidiri dan kehormatan. Pacaran misalnya, baik laki-laki maupun perempuan
apabila belum merasakan yang namanya pacaran, berarti ia belum bisa dikatakan
gaul atau dewasa. Sampai-sampai ada yang berpandangan bahwa kalau pacaran belum
sampai melakukan hubungan badan, berarti ia belum bisa disebut keren atau belum
bisa diakui oleh teman-teman sekomunitasnya.
Memang miris kalau
kita ungkap kebobrokan dari hasil pergaulan yang terjadi pada generasi muda
kita ini. Mau ataupun tidak, pasti kita akan menemukan fenomena-fenomena itu
dikalangan remaja dimana pun kita berada. Remaja kita sejatinya sudah tercekoki
oleh budaya-budaya luar baik dalam hal berpakaian, gaya rambut, gaya bicara, lingkungan
pergaulan dan hal-hal lainnya yang mereka terima begitu saja tanpa memfilter[1]
sama sekali.
Kebanyakan remaja
menjadi generasi “pembebek” atau ikut-ikutan tren tidak lain karena mereka
ingin dibilang “gaul.” Apabila mereka tidak mengikuti tren yang ada maka mereka
akan disebut “kuper” alias kurang pergaulan. Sebutan lainnya yaitu kuno.
Sehingga atas dasar itulah kemudian para remaja perlahan mengikuti
arah pergaulan yang tidak Islami yang berefek rusaknya moral demi meraih makna
gaul dalam hidupnya.
Lebih parahnya
lagi, efek westernisasi dirasakan bukan sebatas merubah gaya hidup seperti
halnya dalam cara berpenampilan dan bergaul dengan sesamanya. Tapi juga sudah
merambat menjadi sebuah ide didalam otaknya sehingga mereka berpandangan bahwa
hidup adalah untuk bersenang-senang dan mereka tidak peduli terhadap yang
namanya aturan agama. Inilah makna “gaul” yang harus kita ubah dikalangan
remaja agar mereka terselamatkan hidupnya.
Karena apabila hal
ini terus kita diamkan, mereka akan dengan mudahnya terperosok ke dalam jurang
kehancuran yang dinamakan pergaulan bebas. Maka dari itu, agar mereka tidak
demikian, tugas kita ialah membina mereka dan mengenalkan mereka arti hidup
yang sebenarnya. Mengapa? Karena jika kita acuh, kita sama saja seperti
mempersilahkan mereka leluasa di jalan yang salah. Untuk mengenalkannya, kita
bisa jelaskan bahwa seorang muslim semenjak lahir sudah memiliki tujuan hidup
yang jelas bahwa Allah SWT. menciptakan manusia di dunia bukanlah agar kita ini
bersuka ria atau melakukan segala sesuatunya sesuai dengan keinginan alias hawa
nafsu semata, tapi Allah dalam hal ini berfirman:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia (melainkan) untuk
beribadah kepada-Ku.” (TQS.
Az-Zaariyat: 56)
Kalau disimpulkan, masalah-masalah yang sering terjadi dalam
pergaulan remaja bisa disebut dengan 3F dan 3S. 3F adalah
singkatan dari Food, Fashion dan Fun. Sedangkan 3S adalah Sport,
Song dan Sex.
Bukti bahwa Food dapat merusak generasi muda yakni ketika
mereka tidak tau mana halal dan mana haram yang diakibatkan jauhnya mereka terhadap
kehidupan agama. Apabila seorang remaja tidak dibekali dengan ilmu-ilmu agama
semenjak kecil, maka ia akan dengan mudahnya mengunyah atau menenggak makanan
dan minuman apapun yang dilihatnya tanpa mengenal istilah halal-haram.
Sekalipun ia mengetahui bahwa barang tersebut haram, namun ia tidak peduli
karena baginya agama adalah candu.
Berikutnya, adanya fashion-fashion yang tidak syar’i seringkali
mengincar para remaja baik dikalangan laki-laki maupun perempuan. Model pakaian
belakangan ini kebanyakan hanya mengandalkan nilai estetik ketimbang mengacu
terhadap ajaran hadits. Harga yang mahal dan jelas-jelas memperlihatkan aurat
bukanlah suatu masalah bagi remaja yang menyukainya. Selain itu, yang menjadi
masalah lagi bahwa tidak sedikit mereka yang tertarik dan mengenakan
pakaian-pakaian ala Barat agar bisa dibilang “gaul” atau supaya tidak dibilang ketinggalan
zaman.
Bukan hanya sampai disitu saja, para remaja pun terkadang merasa
dirinya dapat meraih status “gaul” jika mereka punya geng, bisa nongkrong-nongkrong
malam, nonton konser musik, merokok, bolos sekolah, pacaran, dll. Hal-hal itu
yang kemudian disebut sebagai lembaran “kesenangan” dalam hidup mereka. Istilahnya,
mereka belum menikmati fase fun jika mereka belum melakukan pacaran, nongkrong,
kumpul sama geng-nya, dan hal-hal lainnya.
Selain dari penjelasan 3F di atas, yang tidak kalah bejat-nya
dalam pergaulan remaja yaitu masalah sport atau olahraga. Kamu pasti
ingat tentang pertikaian yang entah sampai kapan berakhirnya antara supporter
Persib dengan Persija atau Arema dengan Persebaya. Ya, pertikaian klub-klub
bola ini adalah PR bersama bagi bangsa Indonesia agar bisa mendidik
generasi-generasi berikutnya yang seharusnya dunia olahraga dapat membuat seseorang
menjadi sehat dan bugar tidak lagi menjadi membuat seseorang cidera bahkan
hilang nyawa.
Hal lain yang perlu kita tekankan bagi seorang muslim dalam bidang
olahraga ialah wajibnya ia tetap menutup aurat sekalipun saat berlangsungnya
pertandingan. Karena seringkali kita melihat perempuan-perempuan yang mulanya
mengenakan kerudung tapi kemudian mereka lepas kerudung itu tanpa rasa bersalah
disaat seorang wasit meniupkan peluit yang menandakan bahwa pertandingan segera
dimulai. Bukan cuma dilepasnya kerudung saja yang seringkali jadi masalah, tapi
juga pakaian yang mereka kenakan adalah pakaian yang serba minim sehingga
(maaf) paha dan dadanya seringkali menjadi bahan guyonan bagi lawan jenisnya.
Dunia remaja itu bisa dibilang identik sekali dengan warna-warni
dengan pernak-pernik aksesoris yang melambangkan sebuah keceriaan. Makanya
jangan heran kalau remaja kita ini suka sekali dengan yang namanya kerlap-kerlip
lampu diskotik dengan musik-musik DJ yang dimainkannya, ditambah lagi
adanya para penari yang berpenampilan cantik dan seksi didalamnya yang semakin
membuat mereka terhipnotis.
Adanya grup band seperti Greenday, Good Charlotte, Avenged
Sevenfold, Asking Alexandria, Marsmellow, Alan Walker, Paramore, atau bagi
perempuannya penyuka Boyband dan Gilrband seperti Super Junior,
Blackpink, dan masih banyak lagi. Dalam hal ini mereka seringkali menjadikan
para penyanyinya sebagai panutan dalam kehidupan mereka. Bahkan, istilahnya ada
yang sampai seperti “menabikan” atau “menuhankan” sosok penyanyi atau pemain
musik tersebut sampai-sampai jika ia bertemu dengan sang idola, mereka merengek
menangis-nangis dan ingin berdampingan dengan sang idola.
Adapula mereka yang rela sampai berjubel-jubel disuatu
ruangan hanya untuk berfoto bersama sang idola. Selain itu, jika ada konser
yang akan digelar oleh grup band favoritnya, dirinya akan kejar dimanapun
konser itu digelar dan tidak peduli sekalipun tiketnya mahal.
Yang terakhir ialah masalah yang sangat rentan terjadi dikalangan
remaja yaitu urusan cinta atau Sex. Memang betul jika ada yang
menyatakan bahwa cinta itu adalah anugerah dari Sang Pencipta. Akan tetapi, gara-gara
persoalan cinta seseorang bisa mendapatkan sebuah kehinaan tatkala ia tidak
tahu bagaimana cara mengurus soal cinta terlebih dirinya acuh terhadap urusan
agama. Karena jika seseorang ingin mengurus urusan yang satu ini apabila tidak
ada landasannya, maka yang ada adalah “cinta yang berujung zina.”
Pengaruh westernisasi dalam media massa ternyata cukup efektif
untuk merubah mindset dan lingkungan bermain seseorang. Mulanya, mereka
akan disuguhi sebuah produk yang kemudian membuat mereka berani memakai produk
tersebut seperti halnya membuka aurat dan memamerkannya secara cuma dihadapan
lawan jenisnya agar dipuji cantik. Bahkan, tidak sedikit mereka (maaf) yang menyerahkan
tubuh elok dan mulusnya demi cinta kepada kekasih belum halalnya itu. Tidak
sampai disitu, ada pula perempuan yang rela membagikan tubuhnya kepada lawan
jenis untuk “dipegang-pegang” layaknya iklan cokelat yakni dibagi-bagi dengan
alasan solidaritas atau kesenangan.
Masalah rasa yang timbul kepada lawan jenis memang hal yang wajar
bagi manusia dan ini adalah hal yang manusiawi atau dalam kata lain normal. Memang
sudah fitrahnya laki-laki menyukai kepada lawan jenisnya yaitu perempuan,
begitu pun sebaliknya. Sungguh tidak wajar jikalau kita menemukan ada laki-laki
maupun perempuan yang saling suka dan saling cinta terhadap sesama jenisnya.
Bahkan lebih parahnya lagi jika ada mereka yang menolak untuk menikah dengan
lawan jenisnya.
Di dalam Al-Qur’an, penyuka sesama jenis ini merupakan perilaku yang
sangat hina bahkan lebih buruk derajatnya daripada binatang ternak. Bagaimana
tidak? Manusia yang jelas-jelas sudah dikaruniai akal dan pikiran oleh Tuhan, dirinya
malah berperilaku demikian. Kalaupun hewan yang melakukannya itu bisa dibilang
wajar, mengapa? Karena hewan tidak punya otak layaknya manusia.
Selain itu, dalam membahas penyuka sesama jenis ini, kita dapat
berkaca dari kisah Nabi Luth dan kaumnya yang ingkar terhadap keberadaan Allah
SWT. dan menentang ajaran yang dibawa oleh Nabi Luth kepada mereka. Bahwa kaum
Sodom dan Gomora ini memiliki perilaku tidak wajar yang belum pernah ada pada
perilaku kaum sebelumnya.
Bahwasanya, mereka adalah kaum yang menyukai sesama jenis dan
memiliki kebiasaan berhubungan badan hanya dengan sesama jenisnya. Bahkan, jika
kaum Sodom dan Gomora ini ditawari untuk menikah dengan lawan jenis, mereka
malah menolak. Karena bobroknya moral yang dialami oleh kaum Nabi Luth ini, hal
yang kemudian membuat Allah SWT. murka dan membinasakan mereka adalah gara-gara
perilaku mereka yang bejat itu. Termasuk didalamnya istri dari Nabi Luth
yang Allah kenakan azab kecuali Nabi Luth dan para pengikutnya yang setia saja
yang mendapat keselamatan atas timpaan azab pedih itu.
Kisah Nabi Luth dan kaumnya ini bisa kita dijadikan pelajaran yang
begitu berharga tatkala maraknya LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual,
Transgender) di bumi Nusantara ini. Sampai-sampai peninggalan kaumnya
Nabi Luth tersebut masih meninggalkan sisa yang cukup menampar bagi kita yang
serupa dengan tingkahlaku mereka.
Kota Pompeii di Italia adalah tempat kaum Sodom dan Gomora itu
dibinasakan yang sampai saat ini jasadnya masih utuh bahkan ada diantara mereka
yang sedang melakukan hubungan badan sebelum azab Allah turun kepada mereka.
Semoga ini dapat memberikan kita pelajaran saat maraknya gerakan LGBT
baik di dalam negeri maupun di dunia.
Terlepas dari masalah tentang pecintaan sesama jenis, kini kita
kembali lagi membahas cinta terhadap lawan jenis. Walaupun cinta kepada lawan
jenis ini merupakan anugerah atau fitrah dari Tuhan, namun cinta ini ada aturan
yang harus kita penuhi untuk melangsungkannya. Dalam agama Islam, urusan atau
rasa cinta terhadap lawan jenis ini tidak boleh disalurkan dalam bentuk apapun
selama keduanya belum terikat pada sebuah akad pernikahan. Jadi, istilah
pacaran dalam agama Islam adalah aktivitas terlarang atau haram dilakukan.
Mengapa pacaran dilarang? Karena pacaran adalah salah satu jalan menuju
zina yang dapat mengantarkan kita ke dalam kenistaan seperti firman Allah SWT.
sebagai berikut.
“Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
buruk.” (TQS. Al-Isra: 32)
Fakta bahwa pacaran adalah jalan menuju perbuatan haram bahwa tidak
sedikit para pelaku pacaran mengalami kasus-kasus seperti punahnya
perawan-perawan diusia muda hingga hamil diluar nikah. Lebih parahnya lagi,
yaitu adanya kasus aborsi atau dibuangnya bayi yang merupakan hasil dari
hubungan gelap keduanya agar tidak diketahui masyarakat pun keluarga mereka.
Karena itulah agama Islam mengajarkan pernikahan sebagai solusi
dalam menyalurkan rasa cinta kepada lawan jenis. Sedangkan apabila ada seseorang
yang memiliki rasa cinta kepada lawan jenis namun belum mampu untuk menikah,
maka puasa adalah perisai baginya agar dapat menundukkan pandangan terhadap
seseorang yang disukainya.
Bahasan 3F dan 3S inilah yang merupakan masalah-masalah
yang seringkali menimpa remaja beserta pergaulannya hanya untuk mendapat
predikat “gaul” di mata orang lain atau teman-temannya. Adapun kita sebagai
seorang muslim dalam menyikapi makna “gaul” ditengah maraknya pergaulan bebas
ini ialah memahamkan makna gaul yang sebenar-benarnya kepada mereka yang belum
mengerti arti hidup.
Jika remaja kebanyakan bilang bahwa pacaran adalah gaul, maka kita
bilang bahwa jomblo fi sabilillah atau menikah muda lebih gaul ketimbang
aktivitas pacaran. Jika remaja kebanyakan bilang konser musik dan artis idola
adalah bagian dari kehidupannya yang gaul, maka kita bilang bahwa seorang
pemuda yang terpaut hatinya kepada masjid dan mengidolakan Nabi Muhammad SAW.
adalah lebih gaul lagi. Jika remaja kebanyakan bilang kalau memakai pakaian
syar’i atau menutup aurat seperti hijab itu kuno, gerah/panas, kita katakan
bahwa menutup aurat adalah bagian dalam menjaga kehormatan diri dan panasnya di
akhirat lebih panas daripada panas yang ada di dunia. Jika kebanyakan remaja
bilang tawuran itu keren dan melatih kejantanan, katakanlah bahwa yang keren
itu adalah ketika seorang muslim ikhlas menjadi pejuang-pejuang dakwah dan
berani mati hanya di jalan Allah SWT. Jika remaja kebanyakan bilang bahwa hidup
ini untuk bersenang-senang dan terserah kita yang menjalaninya, maka kita
katakan bahwa kita ini hidup karena Allah, untuk Allah dan kelak akan kembali lagi
kepada Allah. Adapun ketika kita hidup, bukan berarti kita ini boleh melakukan
hal apapun alias bebas sebebas mungkin dalam menjalaninya. Karena kita bukanlah
hewan, melainkan kita adalah manusia dan kita dikaruniai akal pikiran serta
kepada kita pulalah Al-Qur’an dan As-Sunnah diturunkan sebagai pedoman kita dalam
menapaki pahit-manisnya kehidupan.
Jadi, gaul bukan berarti kita ini harus berseberangan dengan
syariat. Makna gaul dapat kita raih apabila kita paham terhadap arti dari
sebuah kehidupan yang sifatnya sementara ini. Selanjutnya, seorang muslim dapat
dikatakan gaul jika ia menjadikan ajaran Islam sebagai tolak ukur dirinya dalam
berperilaku. Selain itu, lebih bagus lagi jika otak yang digunakannya tidak melulu
mengejar prestasi duniawi semata tapi juga berlomba-lomba untuk meraih prestasi
akhirat dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya.
Dari sinilah semoga kita tersadar bahwa banyak orang-orang diluar
sana yang menunggu kesuksesan kita bahkan menunggu uluran tangan dari kita agar
mereka juga dapat sama-sama merasakan bahagia hidup dengan kita baik di dunia
maupun di akhirat. Oleh karena itu, manfaatkanlah waktu masa muda kita agar setiap
derap langkah serta detik demi detiknya dapat berkah dihadapan Allah SWT. dan
kelak ketika wafat nanti dapat bertemu dengan kekasih-Nya yakni Nabiyullah
Muhammad SAW. didalam surganya Allah Ta’ala. Aamiin ya rabal ‘alamin...
Daftar Pustaka
Al-Quran dan Terjemahannya.2009.
Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.
Amalia, Hardita. 2015. Anak Muda Keren Akhir Zaman. Jakarta: Qibla.
https://www.google.com/amp/s/www.brilio.net/amp/creator/deretan-prestasi-anak-muda-indonesia-di-kancah-international-100186.html?espv=1 (diakses pada 14 Desember 2018 pukul 22:18 WIB.)
https://www.google.com/amp/palembang.tribunnews.com/amp/2017/06/14/lumpuh-otak-dinobatkan-penghafal-al-quran-termuda-di-dunia?espv=1 (diakses pada 14 Desember 2018 pukul 22:47 WIB.)
https://www.idntimes.com/hype/entertaiment.amp/erina-wardoyo/7-fakta-menarik-fatih-hafiz-ganteng-asal-amerika-yang-akan-ke-indonesia-bulan-depan (diakses pada 15 Desember 2018 pukul 7.37)
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/@kumparannews/menyibak-pompeii-legenda-kota-romawi-bergelimang-dosa.amp?espv=1 (diakses pada 15 Desember 2018 pukul 7.41)
[1]
Menyaring, memilah-memilih.
6 comments
Click here for commentsmasya allah pengunjungnya lebih dari 2000.. mantaf kang..
ReplyTidak kusangka
ReplyWah bagus dong, gimana caranya ningkatin traffic ya?
ReplyBaca judulnya jadi inget ke ust kekiniaan, Ustaz Gapleh... Saran, ketika menulis, sasarannya mau ditujukan ke siapa? kalau ke kalangan anak muda, mungkin lebih enak kamu. Kalau tulisan ilmiah popular yang sekiranya ditujukan kepada pembaca dewasa, bagus pake sapaan Anda
Semangat ya
ReplyCukup dengan posting dan share info ke medsos
ReplyOke, terimakasih atas masukkannya.
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon