Sumber Foto: Google
_______
Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani
Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani
Siang tadi saya dicolek oleh sebuah akun untuk menanggapi sebuah tulisan.
Setelah saya baca ternyata tulisan itu membahas tentang Syaikh Taqiyuddin
Annabhani, pendiri Hizbut Tahrir. Penulis'nya sengaja mengkritik metode
perjuangan Hizbut Tahrir dalam menegakkan Khilafah.
Ia mempermasalahkan Syaikh Taqiyuddin
yang dianggapnya telah menyelisihi ulama-ulama pendahulunya, tanpa menunjukan
satupun ulama siapa yang dimaksud oleh Penulis. Inti pembahasan dalam tulisan
itu hanya berputar pada keputusan Syaikh Taqiy ketika membentuk Hizbut Tahrir
dengan tiga metode perjuangannya; 'tatsqiful ummah', tafa'ul ma'al ummah' dan
'istilamul hukmi.'
Menurut Penulis, ulama-ulama terdahulu tidak pernah melakukan hal itu,
kenapa Syaikh Taqiy malah melakukannya. Itu artinya pendiri Hizbut Tahrir sudah
menyelisihi para ulama terdahulu. Seperti itulah inti dari tulisannya.
Orang-orang yang memang dasarnya dengki kepada Hizbut Tahrir pun kegirangan
dibuatnya.
Menanggapi tulisan itu saya cukupkan dengan rentetan diksi:
@Jangan Kau permasalahkan Imam Bukhari dan Imam Muslim yang mengumpulkan
hadits2 Nabi Muhammad saw., dengan alasan para sahabat dahulu tidak pernah
melakukannya.
@Jangan Kau permasalahkan Imam Syafi'i yang menyusun Kitab Ar-Risalah,
dengan alasan ulama2 pendahulunya tidak pernah melakukan hal itu.
@Jangan Kau permasalahkan Syaikh Taqiyyuddin Annabhani yang mendirikan
Hizbut Tahrir dengan rumusan metode perjuangan penegakkan Syariah dan
Khilafahnya, dengan alasan ulama2 sebelumnya tidak pernah melakukan itu.
Orang yang cerdas pasti akan jalan nalarnya untuk mampu memahami maksud
dari semuanya itu. Perkara baru yang tidak pernah dilakukan oleh para pendahulu
bukan berarti itu mutlak sesuatu yang buruk. Bukankah penyusunan mushaf
Al-Qur'an itu merupakan sesuatu yang baik walaupun Nabi saw. tidak pernah melakukannya.
Bukankah penyusunan Hadits-hadits Nabi itu merupakan sesuatu yang baik
meskipun Nabi saw. tidak pernah memerintahkannya. Bahkan justru Nabi
melarangnya, tidak boleh ada yang ditulis dari apa yang disampaikan beliau,
kecuali itu ayat Al-Qur'an.
Bukankah kodifikasi huruf-huruf Al-Qur'an dan perumusan Ilmu Tajwid itu
sesuatu yang baik walaupun para sahabat Nabi tidak pernah melakukannya. Dan
masih banyak lagi yang lainnya. Tentu hanya orang-orang berilmu yang dewasa
sajalah yang akan mampu memahami itu semua. Mereka tidak mudah menuduh kelompok
lain bid'ah, apalagi salah, tanpa alasan yang shorih dan quwwah.
Waallaahu a'lam bisshowwab
#KhilafahAjaranIslam
#ReturnTheKhilafah
Kuningan, 27 Mei 2018
#ReturnTheKhilafah
Kuningan, 27 Mei 2018
ConversionConversion EmoticonEmoticon